Politisi Belajar Bersama Siswa

Politisi Belajar Bersama Siswa

Selasa, 29 April 2008 tepat pukul 10.15 WIB di SMA Perguruan Islam Republik Indonesia (PIRI) 1 Yogyakarta yang bertempat di Jl. Kemuning 14 Baciro Yogyakarta (samping Stadion Mandalakrida; kandang PSIM), Jaringan Islam Kampus (JARIK) Yogyakarta melakukan kegiatan awal dari rangkaian Sepekan Aksi Pendidikan (SAP) 2008. Kegiatan ini  dilakukan atas kerjasama antara JARIK Yogyakarta  dengan Education Network for Justice  (E-Net for Justice).

kegiatan di SMA PIRI 1 Yogyakarta ini adalah belajar tentang pendidikan agama yang berkualitas. Yakni agama yang ramah, toleran kepada sesama dan menerobos sekat-sekat perbedaan keimanan.

dengan melibatkan 30an siswa dari kelas X, hadir pula DPRD DIY yaitu Drs. Immawan Wahyudi, M.Hum (Ketua DPW PAN DIY), Drs. H. Toha Abdurrahman (KEtua MUI DIY), Drs. St. Sartana (Guru Agama SMA BOPKRI 1 Yogyakarta), Listia, M.Hum dan Anwar (DIAN/Interfidei) dan John Delvo  (Buddha Dharma  Indonesia), serta diliput  oleh  Televisi lokal  JOGJA TV  juga Koran TEMPO.

adapun jalannya belajar bersama ini dipandu oleh ibu Anis Farikhatin, M.Pd (selaku Guru Agama SMA PIRI 1 Yk). sebelum belajar di mulai didahului dengan pembukaan oleh ibu Wakasek bagian Kurikulum…….kenalan tamu yang hadir…lalu pengantar sedikit dari ibu Anis lalu dialog dengan siswa….dst.bersambung

aksi Tolak PLTN

Aksi Damai Tolak Pembangunan PLTN

23/04/2008 05:29:33

YOGYA (KR) – Dialog Kebudayaan dan Lingkungan ‘Energi Nuklir di Masa Depan’ diwarnai aksi penolakan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) oleh Aliansi Jogja untuk Indonesia Damai. Para aktivis yang tergabung dalam AJI Damai tersebut terdiri dari berbagai elemen mahasiswa dan masyarakat.
Para aktivis yang menggelar aksi damai dengan duduk-duduk tersebut mengusung berbagai poster dan spanduk yang berbunyi antara lain ‘Tolak Nuklir PLTN di Indonesia’. Sementera poster yang digelar ‘Mari Hidup Tenang Tanpa Nuklir, Nuklir Bukan Alternatif bagi Rakyat, Nuclear Wrong Answer, Rakyat Tidak Butuh Nuklir’ dan masih banyak poster anti nuklir lainnya.
“Kami juga menuntut dikembangkan teknologi energi alternatif yang murah, bersih dan aman, seperti tenaga surya, angin, air, uap, panas, langkah kaki dan sebagainya yang berbasis kawasan dan disesuaikan dengan daya dukung lingkungan masing-masing,” ujar Koordinator Lapangan Subkhi Ridho dan Adi di selasar Gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) UGM.
Aktivis dari puluhan elemen tersebut mendesak agar pemerintah memikirkan kondisi Indonesia yang secara ekologis sangat memprihatinkan. Apalagi setelah pemerintah memutuskan proyek pembangunan PLTN di Muria. Ongkosnya begitu mahal karena paradigmanya melulu bersandar pada kapital. “Karena itu kami menolak PLTN Muria,” ujar Ridho.
Dialog Kebudayaan dan Lingkungan yang digelar di Gedung PPKH UGM di Bulaksumur tersebut diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup, Pusat Pengelolaan Lingkunmgan Hidup Regional Jawa dan Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri UGM. Dialog mengundang pembicara dari kalangan budayawan dan lingkungan hidup dengan orasi kebudayaan Prof Dr Taufik Abdullah. (Asp)-f

http://www.kr.co.id/web/detail.php?sid=160605&actmenu=36

Dialog Budaya

Dialog Budaya dengan tema “Merajut Harkat dan Martabat Bangsa Melalui Kebhinekaan” bersama Anand Krishna (Spiritualis, Humanis, Nasionalis, penulis 108 buku dalam kurun waktu 10 tahun) dilakukan pada:

Hari : Selasa, 4 Maret 2008

Jam : 14.30-17.15 WIB

Tempat : Gedung Teatrikal Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Keynote Speech: Dr. H. Hamim Ilyas (Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)

Moderator : M. Subkhi Ridho (Koordinator JARIK Jogja)

kegiatan ini disemarakkan dengan penampilan National Integration Movement (NIM) Joglosemar (Jogja-Solo-Semarang) dengan membawakan lagu-lagu kebangsaan bercirikan pluralitas.

Dihadiri 200-an undangan dari pelbagai kalangan: pekerja sosial (Ornop), akademisi, mahasiswa, organisasi keagamaan (MUI, PGI, WKRI, BDI), Muda-mudi Katolik, gerakan mahasiswa, serta masyarakat umum….peserta dengan khidmat menyimak dari awal acara hingga akhir kegiatan..hanya satu-dua orang yang pulang lebih awal…..

berita dari KOMPAS Yogyakarta

Kebhinnekaan Realitas Bangsa
Spiritualitas Menjadi Dasar bagi Multikulturalisme

Rabu, 5 Maret 2008 | 12:25 WIB

Oleh Agni Rahadyanti

YOGYAKARTA, KOMPAS – Kebhinnekaan merupakan realitas bangsa yang tidak bisa dimungkiri keberadaannya. Untuk mendorong terciptanya perdamaian dalam kehidupan bangsa dan negara, kebhinnekaan pun harus mampu dimaknai masyarakat melalui pemahaman multikulturalisme dengan berlandaskan kekuatan spiritualitas.

Continue reading

kolokium 3

MANHAJ BARU MUHAMMADIYAH:

MENGEMBANGKAN METODE TAFSIR

Syafiq A. Mughni

1. Pendahuluan

Tafsir adalah sebuah usaha untuk menjadikan al-Qur’an lebih mudah difahami. Tidak semua orang memahami Bahasa Arab, dan karena itu diperlukan terjemah. Tidak semua orang, sekalipun memahami Bahasa Arab, bisa memahami apa yang maksud oleh ayat-ayat al-Qur’an, dan karena itu diperlukan tafsir. Karena penafsiran itu sering kali tidak memuaskan, baik karena kesulitan mengompromikan beberapa ayat yang tampak kontradiktif, maka diperlukan takwil. Penerjemahan, penafsiran dan pentakwilan terhadap al-Qur’an itu telah berlangsung lama dalam sejarah Islam, dan memunculkan kontroversi baik dalam materi maupun dalam metode yang dipergunakan. Continue reading

kolokium 2

Continue reading

kolokium pemikiran islam di muhammadiyah

Tafsir Sebagai Resepsi al-Qur’an;

Ke Arah Pemahaman Kitab Suci dalam Konteks Keindonesiaan1

Dr.phil. H. M. Nur Kholis Setiawan2

(UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)

a. Peta Konseptual

Al-Qur’an

Realitas Sosial

memunculkan

Metode Tafsir

menghasilkan

Karya-Karya Tafsir

membentuk

Perspektif

memandang

Masalah Sosial dan Kemanusiaan

terdiri

Keadilan

Persamaan

Gender

Kemiskinan

Lingkungan

b. Sepintas tentang kajian al-Qur’an

Kajian al-Qur’an yang salah satu sub disiplinnya adalah tafsir merupakan disiplin inti dalam pembidangan keilmuan keislaman. Disiplin ini memberikan pengaruh besar terhadap keilmuan keislaman seperti jurisprudensi Islam, tasawuf, serta falsafah. Salah satu indikatornya adalah penelitian Fuat Sezgin dalam Geschichte des arabischen Schriftums yang menunjukan banyaknya karya tafsir, baik yang telah dianotasi dan diterbitkan, maupun yang masih berupa manuskrip, dalam khazanah intelektual Islam klasik.3 Hanya saja, Continue reading

berita yg belum dimuat

Pemuda Bersatu Menentang Kekerasan Bermotif Agama
YOGYAKARTA, DIY (UCAN) — Orang muda dari berbagai organisasi
keagamaan dan sosial di Yogyakarta menyuarakan keprihatinan secara
publik tentang kekerasan atas nama agama yang terjadi di tanah air
tahun lalu. Continue reading

foto

img_1241.jpg

religious freedom 3

Not for Quotation

Prospek Kebebasan Beragama di Indonesia: Belajar dari Masa Lalu

Oleh

Farsijana Adeney-Risakotta PhD1

Pendahuluan

Tema seminar ini mengikat tiga komponen penting. Pertama, keberadaan kebebasan agama; kedua, proses kebebasan agama dari masa lalu dan ketiga, prospeknya sekarang dan seterusnya. Saya tidak yakin tema ini dapat dibahas secara mendalam mengikat keterbatasan waktu untuk saya. Kita juga bisa bertanya apakah yang dimaksudkan dengan masa lalu, sejak kapan kategori masa lalu yang dimaksudkan dalam tema ini. Apakah dalam sejarah Indonesia, kebebasan beragama merupakan esensi yang sudah dipraktekan dalam kehidupan masyarakat di Indonesia?

Continue reading

kolom cak Nur

DAMAI DI BUMI, DAN BAHAGIALAH SEMUA MANUSIA*

Oleh : Nurcholish Madjid – Februari 2001

Malam ini kita berkumpul untuk menyisihkan waktu sejenak, merenungkan makna perkembangan negara dan bangsa kita, mencoba menarik hikmah dari peristiwa-peristiwa yang terjadi.
Yang sedang kita saksikan saat-saat ini ialah suatu fase dalam rentetan proses perkembangan sebuah bangsa besar dan pertumbuhannya menuju keseimbangan baru. Cita-cita luhur kebangsaan dan kenegaraan Indonesia sedang mengalami babak baru percobaan mewujudkannya menjadi kenyataan.
Perkembangan dan pertumbuhan bangsa itu dengan sendirinya mendorong berbagai bentuk perubahan sosial. Dan setiap perubahan sosial tidak akan terhindar dari terjadinya berbagai bentuk gesekan atau friksi sosial yang dapat meningkatkan suhu kehidupan di semua bidang.
Continue reading